Selasa, 12 April 2011 |
PASTEUR,(GM)- Rencana salah satu wahana "dunia lain" di Trans Studio Jln. Gatot Subroto, menuai protes keras dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung dan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Manajemen Trans Studio diminta untuk menghilangkan serta tidak mengomersialisasi dan menyajikan nama "Hantu di SMAN 3 dan 5 serta Hantu RSHS". Rencana dihadirkannya hantu SMAN 3, 5 serta RSHS, diutarakan oleh artis Indy Barend melalui tayangan proyektor kepada para tamu dan wartawan saat acara Topping off Theme Park Trans Studio pada Jumat (8/4). Dalam tayangan tersebut, Indy mengatakan, pada wahana dunia lain akan menghadirkan hantu-hantu asal Kota Bandung. Selain Hantu SMAN 3, 5 dan RSHS, akan disajikan juga Hantu RS Borromeus dan ambulans angker Jln. Bahureksa. Hantu-hantu tersebut dikatakan sebagai urban legend di Kota Bandung. "Jelas Disdik keberatan. SMAN 3 dan 5 adalah tempat publik yang digunakan sebagai belajar. Tidak hanya ilmu pengetahuan, tapi juga agama," ujar Kepala Disdik, Oji Mahroji di sela-sela kunjungan kerja Wali Kota Bandung, Dada Rosada di RSHS, Jln. Pasteur, Senin (11/4). Menurut Oji, penyebutan nama sekolah apalagi diembel-embeli kata hantu, dapat menimbulkan efek negatif. Apalagi, manajemen dari Trans Studio sendiri belum pernah datang pada Disdik untuk meminta izin. "Tapi nanti saya harus selidiki dulu apakah mereka (Trans Studio, red) sudah datang ke sekolah atau tidak. Karena walaupun diizinkan oleh sekolah, tetap saya sebagai Kadisdik melarangnya," ujarnya. "Hal-hal yang berbau hantu jelas sangat irasional dan bertentangan dengan agama. Apalagi ini disebutkan dengan kata sekolah. Tidak diperkenankan," tegasnya. RSHS juga melarang Tidak jauh berbeda dengan Oji, Direktur Medis dan Keperawatan RSHS, Dr. Rudi Kadarsyah, mengatakan keberatan dengan Hantu RSHS. Bahkan, katanya, hingga saat ini pihaknya belum pernah didatangi oleh Trans Studio untuk meminta izin menggunakan nama RSHS. "Sebaiknya memang harus minta izin dulu. Tetapi meski datang ke sini untuk meminta izin, jelas kami larang. Karena, hal tersebut bertentangan dengan misi kami, yang menjadikan RSHS sebagai rumah sakit sehat," terangnya. Selain itu, katanya, dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan pada warga yang akan berobat ke RSHS. "Jelas imejnya akan negatif. RSHS merupakan tempat publik," tegasnya. Sementara itu, GM Marcomm Trans Studio Bandung, Nurul Kartika mengakui ada kesalahan pencantuman nama SMAN 3, 5, dan RSHS pada wahana yang menampilkan hantu-hantu. "Seharusnya sudah dihapus pada tampilan CD yang disampaikan Indy Barend tersebut. Kalau masih ada, saya akan cek lagi untuk segera dihapus," tuturnya saat dihubungi "GM". Apalagi ia mengaku belum pernah meminta izin kepada pihak-pihak yang disebutkan untuk tampil pada wahana tersebut. Meski demikian, pihaknya hanya mengapresiasi apa yang menjadi legenda atau urban legend di Kota Bandung. @seputar bandung |
0 komentar:
Post a Comment